Rabu, 20 Januari 2010

Semua Manusia Berbeda

Semua manusia berbeda, tidak ada manusia normal (biasa). Saya menyatakan semua manusia berbeda bukan saya menganggap semua manusia berbeda. Bila dilihat dari pernyataan pertama saya: saya menyatakan semua manusia berbeda, pada dasarnya setiap manusia (setiap individu) adalah berbeda. Mereka memiliki takdir, nasib, kemampuan, dan memiliki keterbatasannya masing-masing. Saya memang berbeda dengan anda, hal ini dapat dilihat dari kelebihan dan kekurangan antara saya dan anda. Berbeda dengan pernyataan yang kedua: saya menganggap semua manusia berbeda. Dalam pernyataan ini saya menganggap bahwa saya manusia normal (biasa) dan ada manusia yang berbeda dari saya. Apa patokan manusia dianggap normal? Apakah jawabannya adalah budaya?. Budaya adalah alat untuk mengatur tata perilaku hidup manusia. Budaya tercipta karena adanya kesepakatan bersama dalam masyarakat setempat. Betapa kejamnya budaya dalam mengatur eksistensi manusia. Pada dasarnya eksistensi adalah kebebasan.

Individu berhak menentukan pilihan mereka sendiri, bukan ditentukan. Budaya menciptakan manusia normal (biasa), sementara mereka manusia yang memiliki kelebihan maupun kekurangan menjadi manusia yang berbeda,.mereka tidak punya pilihan dalam menentukan keberadaannya sebagai manusia yang berbeda. Mereka di paksa mengikuti nilai budaya yang ada, tetapi tetap saja mereka tidak dapat mengikuti suatu ukuran yang normal (budaya) karena, diantara mereka ada yang memiliki kemampuan dibawah garis normal dan ada yang memiliki kemampuan diatas garis normal. Akibatnya mereka menjadi manusia yang dianggap berbeda oleh manusia normal (biasa). Kelebihan dan kekurangan keduanya dapat dianggap berbeda oleh orang lain. Orang yang memiliki kekurangan dianggap berbeda, orang yang memiliki kelebihanpun juga dianggap berbeda. Alhasil mereka yang memiliki kelebihan dan kekurangan, hidup dalam kesendirian dan kesedihan karena mereka berbeda dari yang lain.

Sangat disayangkan apabila kita menganggap diri kita sebagai manusia yang normal (biasa), itu sama saja kita telah menganggap kita yang normal dan mereka yang tidak normal. Hal ini juga telah menghilangkan eksistensi kita sebagai manusia. Karena pada asas pertama eksistensialisme Sartre berkata: Manusia tidak lain ialah bagaimana ia menjadikan dirinya sendiri. Apabila kita terikat oleh suatu ikatan normal (budaya) maka kita tidak dapat menjadi diri kita sendiri. Budaya telah mengatur hidup mereka dan telah membuat mereka sebagai manusia normal.

‘Apabila kau menemui seorang yang memiliki keterbelakangan mental, apakah kau akan beranggapan bahwa sayalah manusia normal? Dan apabila kau memiliki teman yang pemikirannya jauh kedepan dan berbeda dengan teman-temanmu, juga termaksud kau. Apakah kau menganggap ia orang yang tidak normal?’

Tidak ada manusia yang normal (biasa), semua manusia pada hakikatnya adalah berbeda. Saya bertemu dengan seorang yang tidak dapat melihat, maka saya menyatakan bahwa ia memang berbeda dengan saya. Saya tidak menganggap dia berbeda.

Mengakui perbedaan bukanlah suatu rintangan untuk mencapai keselarasan dan keharmonisan dalam hidup bersama, melainkan menganggap adanya suatu perbedaanlah yang dapat menciptakan ketidakserasian hidup antar sesama.

oleh: King Buana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar