Minggu, 17 Januari 2010

Elizabeth Bathory

Bosen ngebahas filsafat jadi sekarang temanya sejarah Eropa abad pertangahan aja yaa. Hmmm, pernah dengar nama Elizabeth Bathory gag? Kalo belum ini gue ada sedikit cerita tentang doi... silakan dibaca, itung-itung membunuh bosan. Hha.


(ini lukisan Elizabeth Bathory sat berusia 25 tahun)


Elizabeth Bathory merupakan pembunuh berantai terbesar dalam sejarah. Tercatat kurang-lebih 650 nyawa manusia melayang sia-sia ditangannya. Ini adalah pencapaian rekor pembunuhan berantaiu terbesar yang pernah dilakukan individu dengan korban terbanyak sepanjang sejarah umat manusia.
Elizabeth Bathory lahir di Hungaria pada tahun 1560, krang lebih 100 tahun setelah Vlad “the Impaler” Dracul meninggal. Kakek buyut Elizabeth adalah Prince Stephen Bathory yang merupakan salah satu ksatria yang memimpin pasuka Vlad Dracul ketika ia merebut kekuasaan di Wallachia seabad sebelumnya. Orangtua Elizabeth, George dan Anna Bathory adalah bangsawan yang kaya raya dan merupakan salah satu keluarga ningrat yang paling berpengaruh di Hungaria pada masa itu, keluarga besarnya juga terdiri dari orang-orang terpandang. Bahkan pamannya, Stepehen kemudian menjadi raja Polandia. Namun rupanya keluarga Bathory memiliki sisi gelap yang misterius selain segala kekayaan dan popularitasnya, disebutkan bahwa salah satu kerabatnya adalah seorang Satanis dan penganut Paganisme, sementara sepupunya yang lain memiliki kelainan jiwa dan gemar melakukan kejahatan seksual.
Pada tahun 1575, di usia 15 tahun Elizabeth menikah dengan Count Ferencz Nadasdy yang 10 tahun lebih tua darinya. Karena suaminya berasal dari ningrat yang lebih rendah, maka Count Ferencz Nadasdy menggunakan nama Bathory dibelakangnya. Dengan demikian Elizabeth bisa tetap menggunakan nama keluarganya yaitu Bathory dan tidak menjadi Nadasdy. Kedua pasangan tersebut tinggal di Kastil Csejthe, yang merupakan sebuah kastil diatas pegunung dengan desa Csejthe dilembah bawahnya. Suaminya jarang mendampingi Elizabeth karena Count Ferencz lebih sering berada di medan pertempuran melawan Turki Usmani (Ottoman). Ferencz kemudian menjdai terkenal karena keberaniannya di medan pertempuran dan dianggap sebagai pahlawan Hungaria dengan julukan “Black Hero of Hungary”.
Elizabeth yang masih muda tentu senantiasa merasa kesepian karena selalu ditinggal sang suami. Disebutkan dia memiliki kebiasaan mengagumi kecantikannya dan kemudian memiliki banyak kekasih gelap yang melayaninya selama sang suami tidak berada di tempat. Elizabeth bahkan pernah melarikan diri bersama kekasih gelapnya namun kemudian
kembali lagi dan suaminya memaafkannya. Tapi hal tersebut tidak mengurangi ketagihan Elizabeth akan kepuasan seksual. Disebutkan juga Elizabeth menjadi seorang biseksual dengan melakukan hubungan lesbian dengan bibinya, Countess Klara Bathory. Elizabeth kemudian mulai terpengaruh dengan Satanisme yang diajarkan oleh salah satu pelayan terdekatnya yang bernama Dorothea Szentes atau yang sering disebut Dorka. Karena pengaruh Dorka, Elizabeth mulai menyenangi kepuasan seksual lewat penyiksaan yang dilakukan terhadap pelayan-pelayan lainnya yang masih muda. Selain Dorka, Elizabeth juga dibantu oleh beberapa pelayan lainnya, yaitu, Suster Iloona Joo, pelayan pria Johaness Ujvary dan seorang pelayan wanita yang bernama Anna Darvula, yang merangkap sebagai kekasih Elizabeth.
Bersama para kru Sado-Masokis nya, Elizabeth mengubah Kastil Csejthe menjadi pusat teror dan penyiksaan seksual. Para gadis muda yang menjadi pelayannya menjadi korban dengan berbagai cara penyiksaan, mulai dari diikat, ditelanjangi lalu dicambuk dan menggunakan berbagai alat untuk menyakiti bagian-bagian tubuh tertentu. Pada tahun 1600, suaminya Count Ferencz meninggal dunia, dan era teror yang sesungguhnya baru dimulai. Memasuki umur 40 tahun, kecantikan Elizabeth mulai memudar. Kulitnya menunjukan tanda-tanda penuaan dan keriput yang sebenarnya wajar pada usianya. Namun Elizabeth adalah pemuja kecantikan dan ia akan melakukan apa saja untuk mempertahankan kecantikannya. Suatu saat seorang pelayan sedang menyisir rambutnya dan tidak sengaja menarik rambut Elizabeth terlalu keras. Elizabeh yang marah menampar gadis malang tersebut dan darah memancar dari hidung si pelayan kemudian mengenai tangan Elizabeth, saat itu ia “percaya dan menduga” bahwa darah gadis muda tersebut memancarkan cahaya kemudaan mereka. Kemudian ia memerintahkan kedua pelayannya Johaness Ujvary dan Dorka menelanjangi gadis tersebut, menarik tangannya keatas bak mandi dan memotong urat nadinya. Ketika si gadis mati kehabisan darah, elizabeth segera masuk ke dalam bak mandi dan berendam dalam kubangan darah.
Elizabeth menemukan apa yang dipercayanya sebagai “rahasia awet muda”. Ketika semua pelayan mudanya sudah mati, Elizabeth mulai merekrut semua gadis desa disekitar kastilnya untuk menjadi pelayannya. Dapat diketahui nasib mereka selanjutnya, mereka diikat diatas bak mandi kemudian urat nadinya dipotong hingga darah mereka menetes habis ke dalam bak mandi. Seringkali Elizabeth berendam di dalam kolam darah sambil menyaksikan korbannya sekarat meneteskan darah hingga meninggal, bahkan sesekali Elizabeth meminum darah para gadis korbannya tersebut. Lama kelamaan, Elizabeth merasa bahwa darah para gadis desa tersebut masih kurang baginya. Demi mendapat darah yang lebih berkualitas ia menculik para putri bangsawan rendahan dan melakukan hal yang sama dengan para korban sebelumnya, semakin lama penculikan yang dilakukan oleh Elizabeth semakin sering. Namun hal itu justru menjadi bumerang bagi dirinya, karena hilangnya para gadis tersebut dengan cepat mendapat perhatian di kalangan bangsawan, orang-orang berpengaruh hingga raja Hungaria sendiri.
Tanggal 30 Desember 1610, sepasuka tentara dibawah pimpinan sepupu Elizabeth sendiri menyerbu Kastil Csejthe di malam hari. Mereka semua terkejut melihat pemandangan yang mereka temukan di dalam kastil tersebut. Mayat gadis yang pucat kehabisan darah tergelatak diatas meja makan, seorang gadis lagi yang masih hidup namun sekarat ditemukan terikat di tiang dengan kedua urat nadi disayat hingga meneteskan darah, di ruang mandi ditemukan tiang tempat lilin yang diujungnya terdapat beberapa kepala yang masih segar menetaskan darah, dibagian penjara ditemukan belasan gadis yang ditahan menunggu untuk dijadikan korban berikutnya. Kemudain diruang bawah tanah ditemukan lebih dari 50 mayat yang sebagian besar sudah mulai membuasuk. Selama pengadilan atas Elizabeth Bathory di tahun 1611, sekurang-kurangnya 650 daftar nama korban yang didapat dari laporan berbagai pihak, mulai dari keluarga petani hingga dari keluarga bangsawan. Elizabeth sendiri tidak pernah didatangkan secara langsung untuk menjalani persidangan, hanya ke-empat pelayannya yang didatangkan dan kemudian dihukum mati. Namun, Elizabeth mendapat hukumannya juga, Raja Hungaria memerintahkan Elizabeth dikurung di dalam kamar kastilnya sendiri selama sisa hidupnya, para pekerja kemudian dikerahkan untuk menutup semua pintu dan jendela ruang kamar Elizabeth dengan tembok hingga hanya menyisakan lubang kecil yang digunakan untuk memasukkan makanan dan minuman sehari-hari.
Tahun 1614, atau empat tahun setelah Elizabeth di-isolasi di tembok kamarnya sendiri, seorang penjaga melihat makan yang disajikan untuk Elizabeth tidak tersentuh selama seharian. Penjaga itu kemudian mengintip ke dalam dan melihat sang Countess tertelungkup dengan wajah dilantai, Elizabeth Bthory “the Blood Countess” meninggal di usia 54 tahun. Bahkan Vlad Dracul tidak pernah berkubang dalam darah atau meminum darah. Oleh sebab itu, julukan “Vampir” sebenarnya lebih cocok untuk Elizabeth Bathory.


ini gambaran saat Elizabeth menikmati waktu mandinya.





diposting oleh: si nyombek...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar